Senin, 30 Januari 2012

Drama "Pentingnya shalat"

            Ini kisah menceritakan seorang pelajar yang tinggal di sebuah desa terpencil sebenarnya dia baik tetapi jarang shalat, sehingga apabila hendak shalat dia selalu di ceramahi oleh temannya dan terutama pak ustadz.
Inilah tokoh-tokohnya :
pak ustadz abdullah
bu aminah( guru )
Ferdi ( murid )
Safira ( murid )
Abeng ( murid )
wawan ( murid )
darwis ( murid )

            Alkisah di sebuah sekolah islami tsanawiyah ada lima orang murid yang sifatnya beragam ada yang baik dan ada yang bandel, ada yang ada yang ada yang pintar dan ada yang tidak, dan lain-lain. Pada pagi harinya di kelas VIII-1. Darwis sudah datang dan dia sedang membaca buku di kelas.
ferdi       : “ kamu lagi baca buku ?”
Darwis   : “ iya, saya sedang belajar tolong jangan ganggu ya.”
ferdi       : “yasudah, kok pagi-pagi kamu sudah baca buku ?”
Darwis   : “ justru baca buku itu berguna karena bisa menambah ilmu kita.”
Ferdi      : “ yasudahlah, terserah kamu saja.”
           
Ketika itu juga abeng dan wawan datang bersama-sama dan mereka bingung apa yang sedang dibicarakan ferdi dan Darwis.
 Abeng  : “ sedang apa kalian ini ?”
Ferdi     : “ aku lagi ngebecandain darwis, dia lagi baca buku.”
Wawan : “ ah, sok alim, pagi-pagi gini baca buku capek dech.”
Darwis  : “ justru itu karena, pada pagi hari otak kita masih jernih jadi kita dapat mudah menghafal.”
Abeng   : “ ah, gimana kamu saja deh.”

Datanglah safira.
Safira    : “ wes pagi-pagi gini udah ngerumpi ga baik tau.”
Ferdi     : “ kita bukan ngerumpi tapi lagi ngebecandain si darwis, dia pagi gini udah baca buku.”
Safira  : “ wah, malah bagus itu kalian harus mencontoh dia supaya bisa menjadi pintar.”
Abeng  : “ kalian ini sama saja seperti darwis percuma deh ngomong sama kalian.”
Safira   : “ yah, terserah kamu lah.”
           
Setelah mereka mengobrol bel berbunyi pertanda masuk kelas dan bu aminah masuk untuk mengajar beberapa pelajaran di hari itu.
Bu aminah : “ assalamu’alaikum.”
Semua        : “ wa’alaikum salam.”
Bu aminah : “ semuanya buka buku fiqh bab shalat sekarang kita akan mempelajari tentang shalat, apa kalian tau bagaimana pentingnya shalat ?”
Darwis       : “ saya tau bu, shalat itu bagaikan tiang sebuah bangunan yang apabila sebuah rumah tidak mempunyai tiang maka rumah itu akan rubuh begitupun shalat apabila agama tidak di sertai dengan shalat maka kita belum menjadi umat islam yang sebenarnya.”
Bu aminah : “ bagus sekali jawabanmu itu darwis, yasudah sekarang kalian telah memahami apa itu shalat, sekarang keluarkan kertas kosong karena kita akan mengadakan ulangan harian.”
Abeng        : “ wan gimana nih kita kan jarang shalat mana kita belum menghafal lagi.”
Wawan      : “ sama nih aku juga belum menghafal.”

            Ulangan sedang berlangsung tapi wawan dan abeng belum mengerjakan satu soal pun akan tetapi waktu sebentar lagi habis.
Abeng       : “ wan, kamu udah belum ?”
Wawan      : “ belum nih, kita asal sajalah dari pada tidak mengisi.”
Abeng        : “ baiklah.”
Bu aminah : “ cepat kumpulkan kertas kalian !”
Semua        : “ baik bu.”

            Bel berbunyi waktunya istirahat shalat dzuhur.
Safira    : “ ayo, semuanya mari kita shalat dulu.”
Abeng   : “ untuk apa shalat ? ga ada gunanya.”
Safira    : “ kamu bilang apa ? ga ada gunanya ? apa kamu tidak mendengarkan pelajaran tadi ? mau jadi apa kamu kalau tidak shalat ?”
Ferdi    : “ sudahlah biarkanlah mereka, mereka sudah kebal dengan ocehan apapun jadi kamu percuma marah-marah kaya gitu ga ada gunanya.”
Darwis : “ mari kita shalat.”

            Semua murid sedang shalat di masjid akan tetapi wawan dan abeng malah pergi ke kantin.
Tetapi sesudah shalat , safira,ferdi dan darwis malah pergi ke ruang bu aminah mereka melaporkan sikap wawan dan abeng yang keterlaluan itu.
Semua        : “ asalamu’alaikum.”
Bu aminah  : “ wa’alaikum salam, ada apa kalian kemari ?”
Ferdi           : “ gini bu kita sudah tidak kuat melihat kelakuan abeng dan wawan yang makin lama makin keterlaluan.”
Bu aminah  : “ keterlaluan bagaimana ?”
Darwis        : “ mereka setiap di ajak shalat pasti tidak mau padahal itu kan keseharian kita di sekolah ini.”
bu aminah   : “ yasudah panggil mereka keruangan ibu!”
Ferdi           : “ baik bu.”
Bu aminah  : “ oh ya, satu lagi kalian boleh pulang karena guru-guru ada penataran hari ini.”
Safira          : “ terima kasih bu.”
Semua         : “ assalamu’alaikum.”
Bu aminah  : “ wa’alaikum salam.”

            Sesudah itu mereka ke kelas dan memberitahu abeng dan wawan.
Safira  : “ semaunya kita boleh pulang.”
Abeng : “ yes, kita pulang duluan.”
Ferdi    : “ eit, jangan senang dulu kalian di panggil bu aminah tuh baru boleh pulang.”
Wawan: “ ada perlu apa bu aminah memanggil kita ?”
Annisa : “ mana kita tau, Tanya aja sama bu aminahnya.”



            Semua pulang tetapi abeng dan wawan harus ke ruang bu aminah dulu.
Semua        : “ assalamu’alaikum.”
Bu aminah : “ wa’alaikum salam, silahkan duduk.”
Wawan       : “ terima kasih bu, ada apa kami dipanggil kesini ?”
bu aminah : “ apa benar kalian jarang shalat di sekolah ?”
Abeng        : “ i….i… iya bu kami jarang shalat di sekolah tapi kami shalat di rumah kok.”
Wawan       : “ kamu jangan bohong.” ( sambil berbisik )
Abeng        : “ biarlah kita cari aman saja.” ( berbisik juga )
Bu aminah : “ apa kalian tidak tahu kita di sini sudah terbiasa shalat dzuhur berjamaah mengapa kalian tidak ikut shalat di sekolah ?”
Abeng        : “ tapi bu kita kan shalat di rumah.”
Bu aminah : “ sebenarnya tidak apa-apa tapi kan shalat berjamaah pahalanya lebih besar dari pada kalian shalat sendiri di rumah.”
Wawan       : “ baik bu, insyaallah kami tidak akan mengulanginya lagi.”
bu aminah : “ bagus kalau begitu.”
Semua        : “ terima kasih bu, assalamu’alaikum.”
Bu aminah : “ wa’alaikum salam.”

            Di perjalanan pulang.
Wawan       : “ kamu ngapain tadi bohong ?”
Abeng         : “ biarlah kan kita cari aman.”
Wawan       : “ kamu mau shalat di rumah ?”
Abeng         : “ ga ah malas.”
Wawan       : “ sama aku juga.”
 Pak ustadz : “ assalamu’alaikum.”
Semua        : “ wa’alaikum salam.”
Pak ustadz  : “Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud : “Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara solat, maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya.”
Wawan       : “ ah pak ustadz ini bisanya hanya nyeramahi kita saja.”
Pak ustadz  : “ bukan menceramahi tapi menasehati.”
Abeng         : “ sama sajalah pak.”
Pak ustadz   : “ assalamu’alikum.”
Semua         : “ wa’alaikum salam.”

Sore hari safira, ferdi dan darwis sedang belajar bersama di rumah ferdi.
Ferdi          : “ aku aneh banget deh sama wawan dan abeng, apa coba maunya mereka ? di suruh yang baik ga mau.”
Darwis       : “ sudah ngapain kita mikirin mereka. Lebih baik kita belajar sajalah.”
Safira         : “ iya betul.”
Pak ustadz : “ assalamu’alaikum.”
Semua       : “ wa’alaikum salam.”
Pak ustadz : “ sungguh allah S.W.T mencintai orang yang peduli dengan sesama muslim lainnya karena semua muslim itu bersaudara.”
Ferdi          : “ bukannya kita tidak peduli terhadap teman kita tapi kita hanya takut tertular seperti mereka.”
Pak ustadz : “ asal iman kalian kuat insya allah kalian tidak akan ikut seperti mereka.”
Ferdi          : “ mudah-mudahan benar gitu ya pak, kami kasihan dengan mereka.”
Pak ustadz : “ aamiin, assalamu’alaikum.”
Semua       : “ wa’alaikum salam.”

            Waktu mendekati shalat ashar telah tiba safira, ferdi dan darwis menuju ke masjid untuk bersiap-siap shalat ashar berjamaah, di perjalana mereka bertemu wawan dan abeng yang sedang bermain dengan asyiknya.
Ferdi         : “ wawan, abeng kalian mau ikut kita ke masjid ga ?”
Abeng       : “ kamu ga tau apa kita lagi asyik main ni.”
pak ustadz : “ tinggalkanlah semua pekerjaan apabila telah masuk waktu shalat.”
Wawan      : “ pak ustadz ngagetin kami saja ya, baiklah kami ikut ke masjid.”
Darwis       : “ nah, gitu donk.”

            Mereka bersama-sama pergi ke masjid, shalat ashar sudah tiba dan darwis pun adzan.
Darwis       : “ allahu akbar ! allahu akbar !, lailaha illallah…”
           
Mereka shalat ttapi wawan dan abeng malah melarikan diri lalu pergi bermain lagi.
Pak ustadz : “Kalau solat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat. Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk.”

            Malam harinya abeng menginap di rumah wawan dan mereka berfikir.
Wawan  : “ beng, kayanya benar apa kata teman-teman bahwa shalat itu penting soalnya aku selama ini seperti terus merasakan gelisah dan aku lihat mereka itu hidupnya tenang sekali.”
Abeng    : “ iya benar, apa kita harus berubah ya ?”
Wawan   : “ ya sepertinya kita harus merubah sikap kita.”
Abeng    : “ Baiklah mari kita shalat malam dan kita bertaubat kepada allah SWT. Semoga tobat kita di terima, mari kita berwudlu.”
Wawan   : “ oke.”

Keesokan harinya. Mereka memulai aktivitas mereka dengan bersekolah tiba mereka di sekolah bel lang sung berbunyi dan mereka memasuki kelas.
Bu aminah : “ assalamu’alaikum.”
Semua        : “ wa’alaikum salam.”
Bu aminah : “ anak-anak khusus hari ini ibu akan mengadakan sebuah kuis.”
Semua        : “ baik bu.”

            Kuis terus berlanjut sampai istirahat shalat dzuhur pun tiba.
Safira         : “ ayo semuanya mari kita shalat.”
wawan       : “ baiklah.”
ferdi           : “ tumben kamu mau shalat ? biasanya ga mau.”
Darwis       : “ kamu jangan bicara begitu, sudah bagus mereka mau shalat.”
Ferdi          : “ maaf lah aku salah bicara.”
Abeng       : “ iya kita mau taubat kita sekarang sudah sadar bahwa shalat itu ternyata penting sekali kita telah merasakannya karena kita melihat kalian hidup tenang dengan sering beribadah akan tetapi kita terus gelisah walau pun sedang tidak ada musibah apapun.”
Safira         : “ bagus kalau begitu mari kita shalat.”

            Akhirnya abeng dan wawan bertaubat karena mereka telah menyadari beberapa hal tentang pentingnya shalat bagi kehidupan kita.


Drama "Kebaikan sang pemulung"


Alkisah di suatu kota besar masih terdapat banyak orang miskin diantaranya pemulung. Di suatu komplek di kota itu ada tiga orang pemulung yang dari kecil entah kemana orang tuanya, dan pagi hari di suatu rumah orang kaya…..
Papih   : “ semuanya papih berangkat meeting dulu ya.”
Semua : “ ya.”    
         
Pada saat bapak pergi datang tiga pemulung melewati rumah bapak itu untuk mengambil barang bekas. Saat mereka sedang mengambil barang bekas datang lah rendy dan romi.
Romi         : “ mau apa kalian kesini ?” (dengan muka kesal)
Rendy       : “ ya betul, ngapain kalian pemulung bau sampah datang ke sini ?
Raka         : “ jaga itu omongan benar kami pemulung tapi tidak seburuk kalian.”
Rika          : “ sudah sudah kalian jangan ribut di sini donk malu di lihat orang.”

Tak lama kemudian.
Bang haji : “ Assalamu’alaikum.”
Pemulung : “ Wa’alaikum salam.”
Bang haji  : “ kenapa ini ribut-ribut ?”
Rendy       : “ ini bang pemulung ini ngapain lagi ke rumah saya alesannya mau                                      ngambil barang bekas ga mungkinlah bang pasti mau maling !”
Raka         : “ Bohong bang itu fitnah !” (sambil menunjukkan tangan ke depan muka rendy)
Bang haji  : “ sudah-sudah kalian jangan ribut. Sekarang mau apa kalian kesini?”
Kiki          : “ gini bang kami kesini hanya mau mencari barang bekas bukan mau          maling.”
Bang haji : “ yasudah rendy sekarang kamu minta maaf pada pemulung ini.”
Rendy      : “ ga sudi saya minta maaf ke dia ! cuih (meludah didepan pemulung)
Bang haji : “ Astagfirullah, yasudah kalian pulang saja ya suasana kali ini sedang tidak tenang…”

          sore harinya bapak pulang dari kantor saking capeknya dia melempar kopernya lalu langsung tidur tapi tanpa ia sadari koper itu terlempar ke tempat cucian d kamarnya. Dan Minah masuk dengan tujuan untuk mengambil dan cucian baju di kamar bapak itu.
Minah : “ koper siapa ini ? kok ada d tempat cucian ? mungkin ini koper bapak lupa menaruhnya seharusnya kan koper rusak gini di simpan d tempat sampah yasudah saya buang sajalah ke tempat sampah di luar.”

          Bersamaan dengan pulangnya si bapak pemulung itu juga sampai di rumah kardus mereka.
Kiki    : “ raka kenapa kamu tadi marah marah ke orang itu ?”
Raka   : “ orang kaya sombong seperti mereka memang harus di beri pelajaran kalau tidak mereka nanti malah terbiasa menghina orang miskin seperti kita.”
Rika             : “ seharusnya kamu tidak boleh marah-marah seperti itu.”
Raka            : “ yasudahlah yang lalu biarkan berlalu.”
Rika             : “ raka, kiki, saya pulang dulu ya. Assalamu’alaikum.”
Raka & kiki : ” Wa’alaikum salam.”

          Pagi harinya raka kembali melaksanakan tugasnya sebagai pemulung dan dia melewati rumah orang kaya itu lagi dia kebingungan pada saat dia sedang mengambil sampah dia menemukan sebuah koper.
Raka    : “ koper siapa ini ? mungkin ini koper bekas saya bawa sajalah ke rumah.”

          Di perjalanan pulang raka terus memikirkan koper itu karena tidak biasa-biasanya ada koper di tempat sampah di depan rumah itu, sesampainya di rumah dia juga masih memikirkan koper itu dengan penasaran apa isinya.
Raka : “ dari pada aku penasaran lebih baik di buka apa isi koper ini.”
         
Dengan kaget.
Raka : “ hah mengapa uang sebanyak ini ada di dalam koper ini lalu di buang lagi dan mengapa ada surat-surat ?”
         
          Dia langsung membaca surat itu satu persatu dan kemudian kiki pun datang dan kaget karena itu adalah surat tanah yang mungkin kalau di jual harganya sangat mahal.
Raka : “ wah, ini surat tanah.”
Kiki  : “ cepat kamu kembalikan koper ini, pasti pemiliknya sedang mencari koper ini.”
Raka : “ jangan lebih baik kita jual saja, kita akan mendapat uang yang banyak.”
Kiki  : “ jangan kasihan pemilik koper ini dia pasti sedang mencari-cari koper ini.”
Raka : “ enak saja nanti kita tidak bisa menjadi orang kaya, apa kamu tidak bosan hidup miskin seperti ini ?”
Kiki  : “ siapa sih yang tidak bosan menjadi orang miskin, tapi kalau kaya dengan cara yang tidak halal seperti ini lebih baik sudahlah jadi orang miskin saja.”
Raka : “ kamu ini bodoh, tidak halal bagaimana ini kan barang temuan, jelas barang temuan itu halal hukumnya.”
Kiki  : “ tidak kamu jelas sudah mengetahui siapa pemilik koper ini jadi wajib untukmu mengembalikan koper ini.”
Raka : “ ah, biarlah yang penting kita akan menjadi orang kaya.”
Kiki  : “ Astagfirullah.”
         
          Ternyata di dalam rumah itu telah terjadi keributan yang cukup besar sampai bapak teriak-teriak.
Papih : “ semuanya cepat berkumpul !”
Romi  : “ ada apa sih pih ribut-ribut ?”
Papih : “  ada yang lihat koper papih ga ?”
Romi : “ tidak pih, mungkin minah yang mengambilnya kan hanya di yang sering masuk ke kamar papih untuk mengambil cucian.”
Papih  : “ Minah cepat ke sini !”
Minah : “ ada apa tuan ?”
Papih  : “ kamu lihat koper saya tidak ?”
Minah : “ koper yang mana tuan ?”
Papih  : “ koper yang kemarin saya simpan di kamar.”
Minah : “ oh koper itu, saya sudah membuangnya ke tempat sampah di luar habisnya saya kira itu koper bekas soalnya ada di tempat cucian tuan.”
Papih   : “ Apa !!! koper itu kamu buang ?”
Minah : “ iya tuan.”
Papih   : “ gimana sih kamu ini harusnya kamu bilang-bilang dulu dong main sembarang buang saja. Koper itu kan isinya uang dan surat-surat tanah kalau sudah begini bagaimana ?”
Minah  : “ maaf tuan saya tidak tahu.”
Papih   : “ yasudah sekarang kamu pergi sana !”
Minah  : “ baik tuan.”

  Dengan bingungnya bapak sampai mundar-mandir sana sini.
Rendy : “ oh iya pih saya ingat kan yang suka melewati rumah kita ini hanya pemulung itu mungkin dia yang mengambil koper papih saat sudah bibi buang ke tempat sampah.”
Papih   : “ iya mungkin saja, baiklah mari kita ke rumah pemulung itu.”
Rangga : “ sudahlah ka kita jangan dulu berprasangka buruk kepada oranglain.”
Romi    : “ diamlah tau apa kamu anak kecil !”
Rangga : “ yasudah terserah kakaklah, aku hanya mengingatkan.”

          Setelah lama di perjalanan sampailah orang-orang kaya itu di rumah sang pemulung. Mereka langsung mengetuk pintinya dengan keras.
Romi  : “ pemulung keluar kalian !”
Kiki    : “ ada apa ini ribut-ribut ?”
Romi : “ alah jangan belaga ga tau deh mana koper papih saya ?”
Kiki    : “ koper yang mana ?”
Papih  : “ koper yang isinya uang dan surat-surat.”
Kiki    : “ oh, koper itu mari masuk dulu.”
Rendy : “ yasudah cepatlah kami tidak mau berlama-lama di rumah kumuh seperti ini.”
Kiki     : “ raka ! cepatlah kesini !”
Raka    : “ ada apa ki ? “
Kiki     : “ mana koper yang kemarin kamu temukan di tempat sampah ?”
Raka    : “ baiklah ini kopernya.”
Kiki     : “ nah gitu donk ! ini pak kopernya.”
Papih   : “ kamu ya bukannya cepat kembalikan koper ini malah santai-santai saja bikin orang khawatir saja dasar pemulung gatau diri !”

          Beberapa bulan kemudian perusahaan orang kaya itu bangkrut semuanya di sita oleh bank karena dia terlilit hutang yang sangat banyak.
Papih : “ bagaimana ini kita sudah tidak mempunyai tempat tinggal lagi.”
Rendy: “ iya nih masa kita mau jadi gelandangan kaya orang miskin itu.”

          Tidak lama kemudian pemulung itu melewati mereka.
kiki  : “ mengapa kalian di sini ?”
Romi : “ kita sudah tidak punya apa-apa lagi, rumah dan semua harta sudah di sita.”
Kiki  : “ baiklah, kalian tinggal saja di rumah kardus kami.”
Raka : “ ngapain kamu ajak mereka ? mereka kan sudah menghina kita.”
Kiki  : “ walaupun mereka sering menghina kita, kita harus baik keapada mereka karena kita kan sesama umat muslim.
Romi  : “ terima kasih, saya jadi malu sama kalian walaupun saya sudah jahat kepada kalian tapi kalian tetap baik kpd kami.”
Kiki : “ iya sama-sama

          Dan pada akhirnya mereka berdamai dan hidup bersaudara, orang kaya itupun jadi labih baik karena mereka telah menyadari apa salah mereka itu.

Yuk , Sayangi Ibu Pertiwi !


Ibu pertiwi tercinta ini ternyata tidak selalu indah, kadang terjadi bencana alam yang ditimbulkan oleh ulah usil manusia mungkin sekarang ibu pertiwi sudah menangis, kecewa dengan maunusia yaitu manusia yang merusak.
          Sangat sulit sekali untuk mencegah ibu pertiwi agar tidak menangis lagi. Dan sangat sulit mencegah manusia untuk tidak membuat ibu pertiwi menangis.
          Hutan-hutan sudah rusak karena manusia terus menebanginya, Gunung-gunung sudah banyak yang longsor akibat manusia terus mengeruk bebatuannya, Sampah-sampah dan limbah pabrik di buang ke sungai sehingga aliran sungai terhambat serta airnya menjadi kotor dan juga bisa menjadi pemicu datangnya banjir, dan banyak sekali ulah usil manusia yang lain, yang membuat ibu pertiwi menangis.
          Lalu apa yang harus kita lakukan ?
Mari mulailah menggunakan gaya hidup hijau yang sedikit-sedikit menghapus tangisan ibu pertiwi dan belajar untuk menyayangi ibu pertiwi !
          Mulailah dari yang mudah-mudah seperti tidak membuang sampah sembarangan atau membuangnya ke sungai, mulailah gemar menanam pepohonan, dan yang terpenting tanamkan kepercayaan pada diri masing-masing bahwa hidup hijau itu mudah !

Sampah jangan dibuang ke sungai.
          Ketika kita membuang sampah ke sungai sampah itu akan terbawa oleh aliran sungai dan menghambat mengalirnya air sungai, dan juga membuat air sungai menjadi kotor, karena tidak sedikit warga pedesaan yang menggunakan air sungai untuk kehidupan sehari-hari seperti mencuci, mandi, memakai airnya untuk minum, dll.
Apabila kita membuang sampah ke sungai airnya menjadi keruh dan warga pedesaan berarti memakai air yang kotor dan tidak baik untuk kesehatan sehingga tidak sedikit warga yang suka terkena penyakit gatal. Dan begitu pula untuk warga kota terutama ibu kota Negri tercinta ini yaitu Jakarta yang sering dilanda banjir setiap tahunnya karena banyak sekali warga yang suka membuang sampah ke sungai-sungai yang membantu hujan lebat untuk menimbulkan banjir.
Lalu apa yang harus kita lakukan ?
Kita tidak boleh membuang sampah sembarangan terutama ke sungai karena sungai salah satu sumber air untuk warga di pedesaan oleh karna itu buanglah sampah pada tempatnya dan panggilah petugas kebersihan pada hari tertentu agar sampah tidak di buang ke sungai melainkan dikumpulkan lalu diberi ke petugas kebersihan biar petugas kebersihanlah yang bertugas pada sampah itu.

Tanamlah Pohon sebanyak-banyaknya.
Panasnya bumi ini pasti dirasakan oleh semua orang dikarnakan lapisan ozon yang sudah menipis. Ozon menipis bukan hanya karena sedikitnya tanaman, tapi juga karena efek rumah kaca yang memantulkan cahaya matahari ke atas. Sedikitnya tanaman juga dikarnakan banyak manusia yang suka menebangi pohon di hutan sehingga udara panas dan hutan tidak bisa menahan dan menyerap air hujan sehingga terjadilah banjir dan longsor.
Sebenarnya pohon sangat penting bagi kehidupan manusia selain karena pohon adalah sumber oksigen pohon juga dikatakan sebagai “paru-paru bumi”. Kalau pohonnya saja sudah sedikit maka tentu penyumbang oksigen bagi manusia juga semakin sedikit dan tidak sedikit manusia yang hidup di perkotaan kekurangan udara bersih sehingga banyak polusi di sekitarnya.
Lalu apa yang harus kita lakukan ?
Diantaranya dengan cara menanam pohon sebanyak-banyaknya karena pohon menyumbangkan oksigen untuk penebalan lapisan ozon. Dan pohon juga sumber penghasil udara bersih untuk manusia. Pohon juga pencegah terjadinya banjir dan longsor

Coba kita bayangkan kita ada di sebuah desa yang masih asri lingkungannya, banyak pohon disekeliling kita dan udara pun jadi segar dan sejuk tidak banyak polusi sehingga yang terhirup itu udara bersih. Dibandingkan dengan di perkotaan banyak pabrik-pbrik yang mengaluarkan asap dan juga banyak kendaraan bermotor yang mengeluarkan asap-asap yang menjadi polusi bagi warga sekitar.

          Yang penting kita juga jangan selalu memandang negative bahwa manusia hanya merusak. karena, tidak sedikit juga manusia yang peduli terhadap ibu pertiwi ini tetapi karena kita hanya sering melihat yang merusak dan jarang melihat yang peduli dengan ibu pertiwi jadi kita memandang manusia tidak ada yang peduli dengan bumi tercinta ini. Manusia yang merusak itu seperti manusia yang tidak ingin melihat generasi masa depan  gembira, tapi manusia yang peduli selalu ingin membuat generasi masa depan gembira dengan apa yang ia perbuat.

          Manusia yang tidak peduli terhadap ibu pertiwi, mereka hanya memikirkan untung semata tidak pernah memikirkan kejadian yang akan terjadi di hari esok maupun dihari seterusnya. Misalnya orang yang suka menebangi pohon di hutan, mereka terus menerus menebangi pohonnya mungkin hampir setiap hari mereka melakukan itu tapi mereka tidak memikirkan akibatnya seperti banjir dan longsor, dan orang yang suka membuang sampah sembarangan mereka tidak memikirkan apa sungai itu berguna atau tidak berguna padahal kalau air sungai tidak tercemar oleh sampah-sampah pasti air sungai itu sangat berguna apalagi untuk warga desa yang mempergunakannya sebagai sumber air.

          Manusia yang peduli itu seperti manusia yang gemar bercocok tanam di rumahnya dan mereka terbukti bahwa mereka cinta bumi ini. Melakukan reboisasi hutan juga salah satu dari wujud kecintaan terhadap ibu pertiwi jangankan reboisasi hutan mereboisasi halaman rumah saja itu termasuk wujud kecintaan terhadap ibu pertiwi. Kita tau hari bumi jatuh pada tanggal 22 April tapi janganlah kita peduli pada ibu pertiwi hanya pada hari itu saja tapi kita harus peduli setiap hari terhadap ibu pertiwi tercinta yaitu Indonesia.
          Mudah bukan untuk menyayangi ibu pertiwi ini ? bila mudah jangan hanya diucapkan tapi terapkanlah dalam kehidupan sehari-hari ! dan jangan lupa tanamkan juga keyakinan pada diri kita bahwa ‘hidup hijau itu menyenangkan’.


Jumat, 16 September 2011

^-^ Motivasi ^-^


Sedikit cara membangkitkan motivasi  :
-         Niat ikhlas dalam hati
-         Tugas baik adalah tugas mulia
-         Tidak semua orang bisa melakukannya
-         Katakan : “kalau bukan saya siapa lagi ?”
-         Baca buku-buku / kata-kata penggugah semangat.
-         Yakinlah bahwa kita bisa.

Contoh kata-kata penggugah semangat
1.     Janganlah berhenti berbuat ! karena malaikat terus mencatat, umur terus berkurang, kematian semakin melekat, nafas yang sudah keluar tidak dapat kembali lagi.
2.     Tidak ada masalah dengan masalah, yang menjadi masalah yaitu cara kita menyikapi masalah.
3.     Cinta sejati itu bukan karena tapi walaupun...
4.    Jangan berkecil hati, singkirkan keraguan pada diri, tanampak kesabaran dalam hati dan perilaku kita, belajarlah memahami kelemahan diri dan rubahlah menjadi kekuatan dalam diri.
5.    Seorang yang optimis selalu melihat kesempatan dalam kesulitan, tapi seorang yang pesimis selalu melihat kesulitan dalam kesempatan.
6.    Tidak selamanya kita berada diatas kadang kita juga berada di bawah karena kehidupan sebenarnya seperti roda yang berputar.
7.     Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan ketenangan. Tapi mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan, serta airmata.