Senin, 30 Januari 2012

Drama "Kebaikan sang pemulung"


Alkisah di suatu kota besar masih terdapat banyak orang miskin diantaranya pemulung. Di suatu komplek di kota itu ada tiga orang pemulung yang dari kecil entah kemana orang tuanya, dan pagi hari di suatu rumah orang kaya…..
Papih   : “ semuanya papih berangkat meeting dulu ya.”
Semua : “ ya.”    
         
Pada saat bapak pergi datang tiga pemulung melewati rumah bapak itu untuk mengambil barang bekas. Saat mereka sedang mengambil barang bekas datang lah rendy dan romi.
Romi         : “ mau apa kalian kesini ?” (dengan muka kesal)
Rendy       : “ ya betul, ngapain kalian pemulung bau sampah datang ke sini ?
Raka         : “ jaga itu omongan benar kami pemulung tapi tidak seburuk kalian.”
Rika          : “ sudah sudah kalian jangan ribut di sini donk malu di lihat orang.”

Tak lama kemudian.
Bang haji : “ Assalamu’alaikum.”
Pemulung : “ Wa’alaikum salam.”
Bang haji  : “ kenapa ini ribut-ribut ?”
Rendy       : “ ini bang pemulung ini ngapain lagi ke rumah saya alesannya mau                                      ngambil barang bekas ga mungkinlah bang pasti mau maling !”
Raka         : “ Bohong bang itu fitnah !” (sambil menunjukkan tangan ke depan muka rendy)
Bang haji  : “ sudah-sudah kalian jangan ribut. Sekarang mau apa kalian kesini?”
Kiki          : “ gini bang kami kesini hanya mau mencari barang bekas bukan mau          maling.”
Bang haji : “ yasudah rendy sekarang kamu minta maaf pada pemulung ini.”
Rendy      : “ ga sudi saya minta maaf ke dia ! cuih (meludah didepan pemulung)
Bang haji : “ Astagfirullah, yasudah kalian pulang saja ya suasana kali ini sedang tidak tenang…”

          sore harinya bapak pulang dari kantor saking capeknya dia melempar kopernya lalu langsung tidur tapi tanpa ia sadari koper itu terlempar ke tempat cucian d kamarnya. Dan Minah masuk dengan tujuan untuk mengambil dan cucian baju di kamar bapak itu.
Minah : “ koper siapa ini ? kok ada d tempat cucian ? mungkin ini koper bapak lupa menaruhnya seharusnya kan koper rusak gini di simpan d tempat sampah yasudah saya buang sajalah ke tempat sampah di luar.”

          Bersamaan dengan pulangnya si bapak pemulung itu juga sampai di rumah kardus mereka.
Kiki    : “ raka kenapa kamu tadi marah marah ke orang itu ?”
Raka   : “ orang kaya sombong seperti mereka memang harus di beri pelajaran kalau tidak mereka nanti malah terbiasa menghina orang miskin seperti kita.”
Rika             : “ seharusnya kamu tidak boleh marah-marah seperti itu.”
Raka            : “ yasudahlah yang lalu biarkan berlalu.”
Rika             : “ raka, kiki, saya pulang dulu ya. Assalamu’alaikum.”
Raka & kiki : ” Wa’alaikum salam.”

          Pagi harinya raka kembali melaksanakan tugasnya sebagai pemulung dan dia melewati rumah orang kaya itu lagi dia kebingungan pada saat dia sedang mengambil sampah dia menemukan sebuah koper.
Raka    : “ koper siapa ini ? mungkin ini koper bekas saya bawa sajalah ke rumah.”

          Di perjalanan pulang raka terus memikirkan koper itu karena tidak biasa-biasanya ada koper di tempat sampah di depan rumah itu, sesampainya di rumah dia juga masih memikirkan koper itu dengan penasaran apa isinya.
Raka : “ dari pada aku penasaran lebih baik di buka apa isi koper ini.”
         
Dengan kaget.
Raka : “ hah mengapa uang sebanyak ini ada di dalam koper ini lalu di buang lagi dan mengapa ada surat-surat ?”
         
          Dia langsung membaca surat itu satu persatu dan kemudian kiki pun datang dan kaget karena itu adalah surat tanah yang mungkin kalau di jual harganya sangat mahal.
Raka : “ wah, ini surat tanah.”
Kiki  : “ cepat kamu kembalikan koper ini, pasti pemiliknya sedang mencari koper ini.”
Raka : “ jangan lebih baik kita jual saja, kita akan mendapat uang yang banyak.”
Kiki  : “ jangan kasihan pemilik koper ini dia pasti sedang mencari-cari koper ini.”
Raka : “ enak saja nanti kita tidak bisa menjadi orang kaya, apa kamu tidak bosan hidup miskin seperti ini ?”
Kiki  : “ siapa sih yang tidak bosan menjadi orang miskin, tapi kalau kaya dengan cara yang tidak halal seperti ini lebih baik sudahlah jadi orang miskin saja.”
Raka : “ kamu ini bodoh, tidak halal bagaimana ini kan barang temuan, jelas barang temuan itu halal hukumnya.”
Kiki  : “ tidak kamu jelas sudah mengetahui siapa pemilik koper ini jadi wajib untukmu mengembalikan koper ini.”
Raka : “ ah, biarlah yang penting kita akan menjadi orang kaya.”
Kiki  : “ Astagfirullah.”
         
          Ternyata di dalam rumah itu telah terjadi keributan yang cukup besar sampai bapak teriak-teriak.
Papih : “ semuanya cepat berkumpul !”
Romi  : “ ada apa sih pih ribut-ribut ?”
Papih : “  ada yang lihat koper papih ga ?”
Romi : “ tidak pih, mungkin minah yang mengambilnya kan hanya di yang sering masuk ke kamar papih untuk mengambil cucian.”
Papih  : “ Minah cepat ke sini !”
Minah : “ ada apa tuan ?”
Papih  : “ kamu lihat koper saya tidak ?”
Minah : “ koper yang mana tuan ?”
Papih  : “ koper yang kemarin saya simpan di kamar.”
Minah : “ oh koper itu, saya sudah membuangnya ke tempat sampah di luar habisnya saya kira itu koper bekas soalnya ada di tempat cucian tuan.”
Papih   : “ Apa !!! koper itu kamu buang ?”
Minah : “ iya tuan.”
Papih   : “ gimana sih kamu ini harusnya kamu bilang-bilang dulu dong main sembarang buang saja. Koper itu kan isinya uang dan surat-surat tanah kalau sudah begini bagaimana ?”
Minah  : “ maaf tuan saya tidak tahu.”
Papih   : “ yasudah sekarang kamu pergi sana !”
Minah  : “ baik tuan.”

  Dengan bingungnya bapak sampai mundar-mandir sana sini.
Rendy : “ oh iya pih saya ingat kan yang suka melewati rumah kita ini hanya pemulung itu mungkin dia yang mengambil koper papih saat sudah bibi buang ke tempat sampah.”
Papih   : “ iya mungkin saja, baiklah mari kita ke rumah pemulung itu.”
Rangga : “ sudahlah ka kita jangan dulu berprasangka buruk kepada oranglain.”
Romi    : “ diamlah tau apa kamu anak kecil !”
Rangga : “ yasudah terserah kakaklah, aku hanya mengingatkan.”

          Setelah lama di perjalanan sampailah orang-orang kaya itu di rumah sang pemulung. Mereka langsung mengetuk pintinya dengan keras.
Romi  : “ pemulung keluar kalian !”
Kiki    : “ ada apa ini ribut-ribut ?”
Romi : “ alah jangan belaga ga tau deh mana koper papih saya ?”
Kiki    : “ koper yang mana ?”
Papih  : “ koper yang isinya uang dan surat-surat.”
Kiki    : “ oh, koper itu mari masuk dulu.”
Rendy : “ yasudah cepatlah kami tidak mau berlama-lama di rumah kumuh seperti ini.”
Kiki     : “ raka ! cepatlah kesini !”
Raka    : “ ada apa ki ? “
Kiki     : “ mana koper yang kemarin kamu temukan di tempat sampah ?”
Raka    : “ baiklah ini kopernya.”
Kiki     : “ nah gitu donk ! ini pak kopernya.”
Papih   : “ kamu ya bukannya cepat kembalikan koper ini malah santai-santai saja bikin orang khawatir saja dasar pemulung gatau diri !”

          Beberapa bulan kemudian perusahaan orang kaya itu bangkrut semuanya di sita oleh bank karena dia terlilit hutang yang sangat banyak.
Papih : “ bagaimana ini kita sudah tidak mempunyai tempat tinggal lagi.”
Rendy: “ iya nih masa kita mau jadi gelandangan kaya orang miskin itu.”

          Tidak lama kemudian pemulung itu melewati mereka.
kiki  : “ mengapa kalian di sini ?”
Romi : “ kita sudah tidak punya apa-apa lagi, rumah dan semua harta sudah di sita.”
Kiki  : “ baiklah, kalian tinggal saja di rumah kardus kami.”
Raka : “ ngapain kamu ajak mereka ? mereka kan sudah menghina kita.”
Kiki  : “ walaupun mereka sering menghina kita, kita harus baik keapada mereka karena kita kan sesama umat muslim.
Romi  : “ terima kasih, saya jadi malu sama kalian walaupun saya sudah jahat kepada kalian tapi kalian tetap baik kpd kami.”
Kiki : “ iya sama-sama

          Dan pada akhirnya mereka berdamai dan hidup bersaudara, orang kaya itupun jadi labih baik karena mereka telah menyadari apa salah mereka itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar